Home Artikel Rohani Kristen Relationship Serial Tips Menemukan Teman Hidup (Part 3. PILIHLAH SI DIA) | Renungan...

Serial Tips Menemukan Teman Hidup (Part 3. PILIHLAH SI DIA) | Renungan Harian

Serial Tips Menemukan Teman Hidup (Part 3. PILIHLAH SI DIA) | Renungan Harian

By Donald JT Siahaan

PEMILIHAN PASANGAN HIDUP BUKAN INSTING TAPI PIMPINAN TUHAN: PEKALAH

Karena kehendak bebas manusia, teman hidup adalah sebuah pilihan. Artinya, seseorang bisa salah memilih. Instrumen untuk memiliki bisa beragam: ada dengan insting (lebih pada kekuatan diri), ada pula dengan pimpinan Tuhan. Ada yang memilih dengan AS (ASal kristen, ASal sudah bekerja, ASal ganteng). Atau dengan SIMPATI (Insting tertarik pada seorang lawan jenis: rasa suka, senang, deg-degan… wah mungkin dia nech teman hidupku). Atau pakai HALO kepada Tuhan: bergumul atas rasa suka, senang dll yang dialami dan bertanya kepada Yang Menjadi Author of Life, Perancang kehidupan. Bagi kaum muda PMK, mana yang menjadi mode pilihan anda sekarang ini?

Ingat, insting bersifat RELATIF dan mudah BERUBAH karena didasarkan pada hal yang fisik dan tampak, yang sementara. Sejak semula, hal pasangan adalah INISIATIF Tuhan (Kej 2:18); mintalah Tuhan berinisiatif dalam menentukan pasangan hidup, bukan karena insting. Pilihan mu saat ini yang mana? INSTING atau INISIATIF Tuhan?

Kehendak TUHAN hanya dapat dikenali dengan pimpinan TUHAN (Roh Kudus). Dengan penaklukan kehendak atau keinginan diri pada rancangan dan jalan TUHAN (tidak memanipulasi TUHAN, misalnya sengaja berhubungan dekat calon teman hidup sebelum mendapat lampu hijau dari DIa sehingga timbul ‘perasaan yang kuat’ lalu kita klaim itu adalah kehendak Tuhan).

Karena sadar keinginan hati tidak selamanya baik dan benar, bergaullah dengan wajar pada ’siapa saja’ yang dipertemukan TUHAN dalam hidupmu. Pimpinan Tuhan akan memberi RASA MANTAP.

Bergaul bisa dengan bukan seiman (mungkin saja ia memang teman hidupmu pilihan Tuhan), tapi orang Kristen dirancang Tuhan berpasangan dengan yang seiman, jangan mencobai Tuhan (II Kor 6:14-18, Ulangan 7:3 merupakan patokan umum) [jadi, bila ia seorang bukan seiman teman hidup, ia akan diubah Tuhan menjadi seiman denganmu; barulah anda ‘berpacaran’ dengannya.

Bergaul dengan lawan jenis seiman untuk menemukan pasangan hidup tetap dalam koridor hidup dalam kesucian untuk menjadi serupa dengan gambar Kristus (Roma 8:29-30). Sehingga, tidak akan men fait-accompli-kan (meng-klaim) Tuhan dengan bersetubuh dengan seorang lawan jenis seiman, tidak membiasakan diri bercumbu dengan dia sehingga ada ’rasa tidak dapat pisah’ (deep emotional involvent).

KRITERIA TEMAN HIDUP

Bergaullah dengan wajar/baik dan benar, dan Tuhan akan ikut campur untuk mempertemukan mu dengan si-dia. Boleh saja anda menyusun kriteria calon teman hidupmu untuk memudahkan proses menemukannya. Inilah guide untuk membuat kriteria tsb.

Kriteria primer dalam memilih pasangan hidup dan memutuskan menikah:

– Imannya: benar-benar lahir baru (Yoh 3:3), takut akan Tuhan (Amsal 1:7) lebih dari pada ketakutan pada manusia (sehingga tidak akan cenderung berdosa di tempat tersembunyi sekalipun), haus akan kebenaran Tuhan dan mengutamakan atau menjunjung tinggi hal-hal rohani.

– Kematangan pribadinya: dapat menyelesaikan konflik dalam hidupnya dengan baik; dapat bergaul secara sosial dengan orang tua dan orang lain dengan baik, menghargai orang lain [pribadi yang matang secara pribadi dan sosial]

– Temperamennya: memberi dan menerima kasih dengan sehat, menempatkan diri dalam lingkungan yang baru dengan baik bahkan sanggup berkomunikasi dengan mereka! Emosi cukup stabil.

– Tanggung-jawab: konsisten menunjukkan tanggung-jawabnya dalam studi, pekerjaan, uang, seks, dsb.

– Kesepadanan (Kej 2:18): Pertama, apakah anda memiliki keempat hal yang disebutkan sebagai primer di atas? Bila belum, kembangkanlah dahulu secara pribadi maupun sosial (pergaulan). Bagaimana mungkin ada kesepadanan bila tuntutanmu tentang 4 kriteria primer tidak anda miliki? Kedua, kesepadanan yang anda temukan dalam masa pergaulan dan pacaran sebagian masih bersifat potensi, bukan terekspresi (itulah pentingnya pacaran, untuk mengoptimalkan kesepadanan. Ketiga, kesepadanan tidak sama dengan kesamaan, tapi cenderung komplementer (saling melengkapi, mengisi): dalam karakter, dalam cara pandang, dalam budaya kerja, dalam hampir segala hal.

– Kriteria lain bersifat sekunder: kecantikan (Ams 31:30), kekayaan (Luk 9:25), budaya dlsb. Kebanyakan kriteria sekunder ini gugur dalam proses menemukan teman hidup, apalagi bila kriteria tersebut bersifat ‘egosentris’.

Selamat mempraktekkan TIPS ini.